• Selamat HAB Kemenag 2024
  • PMB SPAN PTKIN 2023

Pengalaman Mahasiswa PBA Meraih Awardee Beasiswa MOSMA Kemenag di Maroko

18 Agustus 2023

Pekalongan, 18 Agustus 2023. Perkenalkan saya Taufiqul Rahman Syarif. Saya adalah mahasiswa PBA FTIK UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan yang terpilih menjadi salah satu penerima Beasiswa MOSMA (MoRa Overseas Student Mobility Awards) Kementerian Agama. Langkah saya dalam mengikuti program Beasiswa MOSMA ini pada mulanya karena iseng ingin mencoba dan kebetulan juga ia masih punya paspor yang masa berlakunya sampai bulan februari 2024. Informasi beasiswa MOSMA saya dapatkan dari teman dan Dosen PBA yang mengeshare informasi beasiswa keluar negeri untuk program pertukaran pelajar (student mobility) 1 semester.

Yang saya pikirkan ketika melihat informasi tersebut ialah “Asik nih kayaknya kalo bisa keluar negeri lagi, mumpung paspor masih berlaku hehe”, salah satu persyaratan yang agak berat menurut saya walaupun itu belum pernah saya coba, yaitu skor TOAFL minimal 550 bagi yang tujuan negaranya ke timur tengah. Hampir saya kubur harapan untuk mengikuti MOSMA ini, tapi saya mencoba meyakinkan diri lagi untuk mengikuti beasiswa ini karena memang tujuan awal saya iseng dan nyoba-nyoba saja urusan keterima atau tidak itu belakangan “.

Program MOSMA atau MORA Overseas Student Mobility Awards merupakan salah satu program implementasi Kurikulum Merdeka, dalam bentuk program mobilitas fisik yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar di perguruan tinggi luar negeri. Program ini berlangsung selama 1 semester dengan durasi maksimal 6 bulan, melalui program ini mahasiswa mendapatkan kredit yang dapat dikonversi ke dalam SKS (Satuan Kredit Semester) di kampus asal. Ada 2 tahapan seleksi dalam program ini, pertama, tahap seleksi administrasi yang mencakup kelengkapan berkas-berkas, kedua, tahap wawancara dan setelah itu pengumuman kelulusan. Adapun perguruan tinggi tujuan beragam, mulai dari Universiti Malaya di Malaysia sampai Al Azhar University di Mesir, bahkan kampus-kampus di Eropa dan di Amerika.

Mulailah saya menyiapkan segala persyaratan yang diperlukan, dari mulai urusan minta tanda tangan ke Dekan hingga urusan kencing guna persyaratan bebas Narkoba. Sebelum itu terlebih dahulu saya membuat akun LPDP dan mengisi berbagai kelengkapan yang diperlukan. Salah satu persyaratan yang paling butuh persiapan itu tes TOAFL, ya memang karena saya belum pernah sama sekali mengikutinya dan yang paling bikin kaget juga setengah agak tidak percaya itu skor TOAFL saya yang mencapai skor 557. Kaget karena itu tes TOAFL yang pertama kali saya ikuti, apalagi ketika saya mengerjakan, banyak perintah soal yang telat saya fahami akan tetapi untungnya masih bisa saya jawab juga ada 20 soal fahmul maqru’ yang belum saya jawab sedangkan waktu tinggal 5 menit lagi. Walaupun memang saya agak gugup ketika mengerjakannya; karena ini tes TOAFL pertama kali saya dan banyak hal yang tidak terduga ketika mengerjakannya juga waktu pengerjaannya yang cukup singkat yaitu mengerjakan 100 soal dalam waktu 90 menit. Setelah semua berkas yang dibutuhkan sudah lengkap, saya kirimkan semua berkas lewat google form yang telah disediakan oleh panitia.

Beberapa hari berlalu pendaftaran seleksi administrasi diumumkan dan alhamdulillah saya lolos tahap seleksi administrasi, artinya saya dapat melanjutkan ke tahap wawancara. Pada tahap wawancara ini, saya diwawancari seputar wawasan kebangsaan dan juga mengenai persoalan moderasi beragama, akan tetapi dengan model pertanyaan berupa permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat. Contohnya: Bagaimana kamu menyikapi golongan yang tidak setuju dengan pancasila? Dan banyak lagi pertanyaan yang kebanyakan menanyakan pendapat pribadi dan solusi atas sebuah permasalahan. Yang lebih membuat berpikir keras lagi itu dari awal wawancara hingga selesai menggunakan bahasa arab.

Akhirnya saya lulus pada tahap final ini, ketika diumumkannya hasil selekssi wawancara. Seketika saya terdiam sejenak sambil mengingat betapa rencana Allah itu sangat tidak terduga dan penuh kejutan. Alhamdulillah. Kiranya ucapan tadi sudah mewakili perasaan saya atas anugerah yang Allah berikan. Adapun tujuan saya mengikuti program ini yaitu untuk menyenangkan hati orang tua dan semoga saya mendapatkan ridho darinya. Harapan saya, semoga ini menjadi langkah yang baik bagi saya untuk bisa senantiasa mencari ilmu dan mencintainya dan juga semoga Allah menjadikan ilmu yang telah saya peroleh menjadi ilmu yang bermanfaat dan barokah.

Alhamdulillah saya diberi kesempatan untuk bisa belajar di Maroko tepatnya di Universitas Ibnu Thufail, Maroko dan insyaallah proyeksi keberangkatan pada bulan oktober 2023.

Ucapan terimakasih juga saya haturkan kepada segenap guru-guru kami, ibu bapak dosen UIN K.H. Abdurrahman Wahid yang telah membimbing saya. Semoga saya bisa mengharumkan nama UIN Gusdur di kancah Internasional, walaupun semata-mata ibu bapak dosenlah yang berjasa, saya hanyalah pantulan ilmu dan akhlaq yang telah diajarkan oleh beliau. Saya juga yakin bahwa banyak mahasiswa UIN Gusdur yang memiliki kompetensi yang hebat dan unggul untuk bisa bersaing di kancah Nasional maupun Internasional. Saran saya bagi mahasiswa UIN Gusdur ialah tetap semangat dan jangan takut untuk mencoba. Dicoba dulu aja, urusan hasil pikir keri. Semoga juga pelaksanaan MOSMA kedepan lebih baik lagi dan lebih disiplin waktu. Terimakasih.

 

Reporter: Taufiqul Rahman Syarif

Editor: Akhmad Aufa Syukron

Redaktur: Tim Kominfo PBA FTIK UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

We use cookies to improve our website. Cookies used for the essential operation of this site have already been set. For more information visit our Cookie policy. I accept cookies from this site. Agree